Search This Blog

Monday, January 31, 2011

Konser Kecil Deugalih & Folks


5 Februari 2011 , Beat N Bite cafe, 20.00 WIB
Gratis seperti udara yang kita hirup!

merchandise yang super terbatas jumlahnya dari WawBaw akan dijual dalam acara ini

We Are Here!! Sebuah Langkah Nyata Memerangi Narkoba

at Car Free Day Ir. H. Juanda (Dago) Bandung. 30 Januari 2011





Bertempat di Jl. Ir. H. Juanda (Dago), Bandung tepatnya di seberang SMAK Dago. Acara yang bertajuk We Are Here!! ini akhirnya dapat diselenggarakan, acara yang digagas oleh Drug Free Youth Indonesia (@drugfreeINA) bekerjasama dengan Straight Edge Life (@sxe_life) dan Indonesian Straight Edge (@indosxe) yang berupa street campaign against drugs. Acara kampanye yang dimulai dari pukul 7-9 pagi dengan menggelar berupa spanduk berukuran 6 x 1 meter di pinggir jalan. Tampak terlihat orang-orang tertarik dan menghampiri spanduk berukuran 6 x 1 meter tersebut dan kemudian ikut membubuhkan tanda tangan beserta testimonial mereka di atas spanduk tersebut. Agenda utama acara ini adalah mengumpulkan tanda tangan, di kawasan Car Free Day tampak ribuan orang tumpah ruah memadati sekitaran jalan Dago ini. Ratusan orang bahkan lebih tampak antusias untuk membubuhkan tanda tangan mereka sebagai dukungan terhadap kampanye gerakan anti narkoba ini.





“Acara ini sendiri akan kembali diadakan secara berkala dan tujuan berikutnya adalah sekolah-sekolah SMA di kota Bandung”, Roby menjelaskan. Kenapa kampanye ini diberi tajuk "We Are Here!!”? Sederhana saja, kegiatan ini bermaksud untuk membuktikan pada khalayak bahwa "disini", anak-anak muda masih peduli dengan gerakan anti narkoba dengan membubuhkan tanda tangan mereka sebagai bukti dukungan untuk memerangi peredaran narkoba di Indonesia. Pada gelaran ini akan disertai juga dengan pembagian merchandise Drug Free Youth Indonesia yang jumlahnya cukup terbatas. Tindak lanjut dari pengumpulan tanda tangan di arena Car Free Day ini akan dibawa ke Badan Narkotika Provinsi (BNP) sebagai isyarat bahwa gerakan pemberantasan narkoba dari anak-anak muda bangsa kembali menggeliat.





Sasaran dari street campaign ini adalah masyarakat luas dan anak-anak muda pada umumnya yang datang ke area Car Free Day Dago. Arena Car Free Day dipilih karena dipandang menjadi salah satu tempat favorit warga khususnya anak-anak muda Bandung belakangan ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa isu narkoba beberapa tahun ke belakang ini sudah mulai terlupakan dan seakan menguap oleh isu-isu politik, ekonomi dan isu lainnya. Maka dari itu kami merasa perlu untuk mengingatkan kembali hal penting yang mulai terlupakan ini, salah satunya lewat gelaran perdana kami yang bertajuk "We Are Here!". Gerakan ini tidak akan terhenti disini karena program ini merupakan salah satu langkah awal yang akan menjadi gerbang menuju program-program lainnya yang dirancang berkelanjutan.



Tentang Drug Free Youth Indonesia
Drug Free Youth Indonesia (@drugfreeINA) adalah komunitas nirlaba yang bertujuan untuk membentuk public awareness mengenai bahaya narkoba. Mereka berpandangan bahwa salah satu penyambung rantai peredaran narkoba di Indonesia adalah kurangnya informasi masyarakat mengenai bahaya Narkoba. Dengan mengambil strategi awal new wave campaign, Drug Free Youth Indonesia menyasar target pengguna social media. Terdapat beberapa program taktis mereka yang akan dijalankan tahun ini. Salah satu program taktis mereka adalah rally talk show anti narkoba ke beberapa sekolah dengan bekerja sama dengan beberapa pihak. Program tersebut bersifat inklusif terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung.
Prinsip mereka sederhana; mempromosikan hidup sehat tanpa narkoba dan melihat masalah narkoba secara objektif tanpa harus mengdiskreditkan pengguna dan mantan pengguna narkoba.

Friday, January 28, 2011

Sunday Afternoon With Mocca

at JB’s Fun Pub Hotel Hyatt, Bandung. 26 Desember 2010
Photo by. Dikibo




Biasanya apa yang kalian lakukan di suatu minggu sore hari? Mungkin hanya sekedar jalan-jalan mengelilingi kota bersama sang kekasih pujaan atau mungkin hanya sekedar duduk santai di taman kota? Namun di suatu hari minggu yang tampak mendung hari itu tampak ada yang berbeda, Mocca membuat sebuah gelaran mini konser yang bertajuk “Sunday Afternoon With Mocca”. Yup! di awal tahun 2011 ini, Mocca bersama management memberikan sebuah kejutan manis untuk para Swinging Friends. Mini konser ini merupakan acara “warming up” sebelum Mocca menggelar acara bergengsinya yang bertajuk “Secret Show 4” yang akan diadakan pada tahun ini,  dan selama menuju proses gelaran “Secret Show 4” Mocca membuka keanggotaan Swinging Friends yang ke-4 baik di Indonesia bahkan tidak menutup kemungkinan juga di luar negeri. Agar suasana mini konser ini lebih intim, panitia hanya menyediakan 200 tiket regular dan 50 tiket VIP dan 250 tiket tersebut sold out dalam hitugan jam pada hari pertama penjualan.



Acara yang dumulai sekitar pukul 15.00 WIB ini dibuka dengan penampilan dari Temansebangku, duet acoustic yang terdiri dari Doly (gitar) dan Sarita (vocal) ini membentuk Temansebangku pada pertengahan 2010. Petikan dari gitar nylon kopong dan alunan vocal yang sederhana dibalut lirik yang diambil dalam pengalaman pribadi personil membuat penampilan mereka sangat minimalis. Sekitar 3 lagu mereka bawakan, diantaranya Nyanyian kecil, Menari, dan terakhir Sing About You. For your information: Temansebangku ini sedang mempersiapkan debut E.P mereka sekarang dalam proses mixing dan  akan diprodusesi oleh Riko (Mocca).



Usai penampilan mereka kini giliran Mocca yang menghibur para Swinging Friends yang sudah memadati venue dengan duduk manis. Penampilan Mocca dibagi 2 sesi, sesi pertama mereka membawakan sekitar 8 lagu dan sesi terakhir berikutnya mereka membawakan sekitar 7 buah lagu yang diambil dalam album Mya Diary, Friends, Colours, dan terakhir dari Mini Album terbaru Mocca. Sesi pertama Mocca langsung membawakan 8 buah lagu yang diantaranya Sunday Afternoon, Buddy Zeus, Dream, I Remember, Hyperballad (cover version Bjork), Butterflies, Lucky Me, dan terakhir Happy. Tampak Swinging Friends tidak henti-hentinya ikut sing along selama sesi pertama ini berlangsung. Usai membawakan lagu Happy, Mocca turun panggung untuk jeda sesi pertama.
Ketika jeda sesi pertama, penonton dihibur dengan penampilan dari band-band side project personil Mocca, Seperti Toma Pratama (bassist Mocca) dengan side project Tomatosgrill dan Riko (guitarist Mocca) dengan side project Triangle. Tomatosgrill side project dari Toma didaulat untuk perform pertama, Tomatosgrill membawakan 3 buah lagu yang chill out dibalut dengan sentuhan electro yang nge-popish, enaknya dengerin musik Tomatosgrill pas barbeque-an di pinggir kolam renang pasti lebih ciamik!!
Selanjutnya giliran Triangle perform, side project dari Riko. Project ini berawal dari acara opem mic yang sering diadakan di Beat N Bite cafe milik Riko yang menemukan sosok Cil yang layak dijadikan sebagai vokalis di Triangle. Untuk melengkapi format band ini maka Riko mengajak Fikri dar Vincent Vega untuk mengisi department guitar. Band ini dibantu oleh beberapa additional sperti Koi (drum) dari Ansaphone dan the Panic, Tommy Pangemanan (trumpet), dan terakhir Agung (keyboard). Sekitar 3 buah lagu mereka bawakan, dan penampilan musik mereka akan mengingatkan kita pada band The International.



Usai kedua band side project dari personil Mocca ini, acara kemudian dilanjutkan pada sesi terakhir penampilan Mocca. Di sesi terakhir ini, Mocca membawakan 7 buah lagu 3 diantaranya request-an dari Swinging Friends. Mocca membawakan lagu-lagu seperti On The Nighy Like This, When The Moonlight Shines, Object, Sing, Bundle of Joy, life Keeps on Turning, dan satu buah lagu bonus sekaligus lagu penutup. Penampilan Mocca diakhiri dengan membawakan lagu Swinging Bob, para Swinging Friends yang asalnya duduk manis sontak berdiri mengikuti ajakan Arina (vocal) dan ikut sing along dan tampak beberapa Swinging Friends ada yang menari.
Mocca menutup “Sunday Afternoon With Mocca” dengan memberikan kecerian kepada para Swinging Friends yang hadir. Sampai berjumpa dalam gelaran “Secret Show 4”

Thursday, January 27, 2011

HEAVY FEST #2



at IKJ, Jakarta. 22 Januari 2010
Setelah dua tahun yang lalu sukses menggelar event yang bertajuk “Heavy Fest”, kali ini Wasted Rockers kembali menggelar festival serupa untuk yang kedua kalinya. Seperti biasa, dalam festival ini selalu menghadirkan band-band lokal keren kurasi Wasted Rockers. Dalam “Heavy Fest #2” kali ini band-band yang tampil mengisi kehingar bingaran gelaran ini diantaranya adalah Separator yang menjadi opening-act dalam acara ini, dilanjutkan dengan Bangsat, band grind-punk/grindcore asal Jakarta. Band bentukkan dari Agus dan Toan (ex-Fall / ex-Seringai) ini tampil di awal. Rilisan mereka banyak sekali! dan kebanyakan berupa vinyl yang dirilis oleh label luar pula! Sudah pernah menyambangi Negeri Jiran untuk melakukan live di sana. Straight forward grindcore-punk that will kick your ass!
Acara kemudian dilanjutkan dengan band opening-act berikutnya, Servis Motor. Menunggu giliran band selanjutnya yang seharusnya Hellowar rundown diswitch jadi Caravan Of Anaconda terlebih dahulu. Band math-grind muda sinting asal kota Bandung ini membawakan materi-materi lagu yang terdapat dalam E.P mereka Kabar Dari Krematorium Kartika. Musik mereka yang cepat, rumit, intens, heavy, dan brutal di saat yang bersamaan memecah keheningan malam IKJ malam itu dan mendapat sambutan yang positif.





Dilanjutkan penampilan dari Hellowar, memakan waktu lumayan lama menunggu persiapan dari mereka sampai akhirnya band dark-heavy-metallic/hardcore-punk yang cukup berpengaruh di scene D.I.Y hardcore-punk Indonesia saat ini tampil dengan sangat prima. For your information: Rilisan D.I.Y mereka bertabur dan banyak dirilis oleh record label luar, selain itu tur keliling Jawa maupun Asia Tenggara sudah pernah dilakukan oleh mereka.


Ok, lanjut pada band penampil berikutnya yaitu Hellbeyond band heavy death metal down tempo asal Bandung. Debut full-album mereka berjudul The Strongest Stand Last dirilis oleh label metal lokal yang berpengaruh, Rottrevore Records. Penampilan mereka malam itu dibalut dengan unsur death-metal yang pelan, heavy, doomy, dan lamban, namun terkadang juga bisa cepat ditambah shredding-guitar yang vibe-nya “oldschool” banget. Lagu-lagu dalam debut full length album mereka dibawakan dengan sangat apik dan di akhir penampilannya, mereka sempat meng-cover sebuah lagu dari Sepultura berjudul Roots Bloody Roots.










A.L.I.C.E, band aggressive hardcore asal  Bandung yang akhir-akhir ini menjadi sorotan dari scene musik independent lokal. EP mereka Konsorsium Humaniora mendapat respon positif dari media-media musik lokal, underground maupun mainstream. Malam itu mereka membawakan single terbaru untuk sebuah kompilasi dan lagu-lagu yang terdapat dalam E.P. Komposisi lagu yang sangat aggressive, harsh, raw-fi noise dengan sentuhan hardcore yang tidak pada kaidahnya. Penampilan mereka ditutup dengan atraksi debus “sembur api” oleh Miko (vokal).






Gelaran “Heavy Fest #2” kali ini ditutup dengan penampilan dari Sabedarah, proyek “supergroup” yang terdiri dari: Danif Pradana (Kalimayat / Khuruksetra), Uri Putra (Ghaust / GATT / Bertanduk!) dan Adit Bujbuneng Al Buse (Karbala Bukan Fatamorgana / Udanwatu). Sabedarah adalah band yang mengusung konsep musik drone-metal/sludge-doom/black-ambient yang menghisap para penonton ke alam kegelapan! dan alhasil mereka berhasil menutup acara ini dengan musik mereka yang gelap.

Caravan Of Anaconda - Kabar Dari Krematorium Kartika [E.P]

Mereka memang tidak berbisa, namun mematikan!!


Seberapa kuat lilitan mereka untuk bisa menelan kalian hidup-hidup dalam musik mereka yang heavy, fast, intens, dan brutal? Kabar Dari Krematorium Kartika adalah jawabannya, sebuah inovasi/karya jenius dari Caravan of Anaconda band newskool grindcore dari Bandung yang membuat kita semua tercengang, bagaimana tidak? Pasalnya dalam komposisi mini album mereka yang terdiri dari 7 track dengan muatan komposisi musik dengan aspek-aspek pattern progressive metal, groovy death metal, dan mathcore ini mereka bergerilya menyerang gendang telinga kalian tanpa henti.
Secara spesifik, Caravan Of Anaconda melakukan kostumnisasi genre dari grindcore menjadi newskool grindcore dengan sedikit sentuhan math dan chaotic. Sedangkan sebagian besar lirik yang mereka usung dalam E.P ini tertuju pada tema-tema sosial, kehidupan sehari-hari, bencana alam, dsb. Hemat saya sih, kalian harus punya dulu CD mereka lalu buktikan sendiri :D

Wednesday, January 19, 2011

Download E.P No More Heroes "One Shoot Deal"


Download debut E.P dari No More Heroes "One Shoot Deal" band Pop Punk dari kota Bandung yang beranggotakan Vicky (vocal/guitar), Alcham (bass), Teguh (drum) dan Ajie (guitar). E.P yang berisikan 5 track ini dapat didownload di http://www.mp3boo.com atau http://www.nmhrock.com
Coba check juga video clip mereka juga yang berjudul "Insomnia"

DRUG FREE YOUTH INDONESIA PRESENT: "WE ARE HERE!!" - A STREET CAMPAIGN AGAINST DRUGS


Minggu, 30 Januari 2011 at Car Free Day Ir. H. Juanda (Dago) Bandung
          
Press Release!!!
"We Are Here!" merupakan gelaran pertama dari Drug Free Youth Indonesia (@drugfreeINA) bekerjasama dengan Straight Edge Life (@sxe_life) dan Indonesian Straight Edge (@indosxe) yang berupa street campaign against drugs. Kenapa kampanye ini diberi tajuk "We Are Here"? Sederhana saja, kegiatan ini bermaksud untuk membuktikan pada khalayak bahwa "disini", anak-anak muda masih peduli dengan gerakan anti narkoba dengan membubuhkan tanda tangan mereka sebagai bukti dukungan untuk memerangi peredaran narkoba di Indonesia. Pada gelaran ini akan disertai juga dengan pembagian merchandise Drug Free Youth Indonesia yang jumlahnya cukup terbatas. Tindak lanjut dari pengumpulan tanda tangan di arena Car Free Day ini akan kami bawa ke Badan Narkotika Provinsi (BNP) sebagai isyarat bahwa gerakan pemberantasan narkoba dari anak-anak muda bangsa kembali menggeliat. Sasaran dari street campaign ini adalah masyarakat luas dan anak-anak muda pada umumnya yang tentunya datang ke area Car Free Day Dago pada tanggal 30 Januari mendatang. Arena Car Free Day dipilih karena dipandang menjadi salah satu tempat favorit warga khususnya anak-anak muda Bandung belakangan ini. 
Tidak dapat dipungkiri bahwa isu narkoba beberapa tahun ke belakang ini sudah mulai terlupakan dan seakan menguap oleh isu-isu politik, ekonomi dan isu lainnya. Maka dari itu kami merasa perlu untuk mengingatkan kembali hal penting yang mulai terlupakan ini, salah satunya lewat gelaran perdana kami yang bertajuk "We Are Here!". Gerakan ini tidak akan terhenti disini karena program ini merupakan salah satu langkah awal yang akan menjadi gerbang menuju program-program lainnya yang dirancang berkelanjutan.

Tentang Drug Free Youth Indonesia
Drug Free Youth Indonesia (@drugfreeINA) adalah komunitas nirlaba yang bertujuan untuk membentuk public awareness mengenai bahaya narkoba. Mereka berpandangan bahwa salah satu penyambung rantai peredaran narkoba di Indonesia adalah kurangnya informasi masyarakat mengenai bahaya Narkoba. Dengan mengambil strategi awal new wave campaign, Drug Free Youth Indonesia menyasar target pengguna social media. Terdapat beberapa program taktis mereka yang akan dijalankan tahun ini. Salah satu program taktis mereka adalah rally talk show anti narkoba ke beberapa sekolah dengan bekerja sama dengan beberapa pihak. Program tersebut bersifat inklusif terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung.
Prinsip mereka sederhana; mempromosikan hidup sehat tanpa narkoba dan melihat masalah narkoba secara objektif tanpa harus mengdiskreditkan pengguna dan mantan pengguna narkoba.

Visit at:
www.drugfreeina.blogspot.com 

Tuesday, January 18, 2011

Jeruji - Warlock


(Rockabilly Records, 2010)

Terbayar sudah penantian kita terhadap band yang satu ini, pasalnya 6 tahun sudah setelah mereka merilis album ke-3 mereka yang berjudul “3rd” kali ini mereka kembali hadir menggebrak dengan album ke-4 dengan judul “Warlock”. Perombakan baik dalam line up band maupun komposisi musik jelas terlihat dalam album beru mereka ini, masuknya Aleandre (Full of Hate) pada department guitar, dan Pengex (Take A Stand) pada department bass memberikan nuansa baru dalam musik Jeruji dengan sentuhan New York Hardcore/Oldskool Hardcore. Sebanyak 13 track mereka suguhkan dengan pattern musik oldskool hardcore, termasuk satu buah track berjudul “Destroy” yang diremix oleh seorang DJ. Tampaknya mereka ingin berinovasi dan berksplorasi dengan album baru ini, konsepnya sendiri lebih matang dari album mereka sebelumnya, karena Jeruji sendiri sekarang telah menginjak usia yang ke 15. Dalam segi lirik, album Jeruji ini mencerminkan protes dan ketidakpuasan mereka atas berbagai bentuk ketidakadilan yang saat ini marak terjadi di sekeliling kita.

Press Conference & Hearing Session: Warlock! Jeruji 4th album

At Common Room, Bandung. 16 Januari 2011



Jeruji berani berinovasi di album ke empat ini
-Butche “The Cruel”-

Enam tahun sudah berlalu sejak album ketiga mereka dirilis pada tahun 2004 lalu yang berjudul “3rd” (Subciety Records), kini mereka kembali hadir dengan album ke-4 yang berjudul “Warlock” (Rockabilly Records). Tepat pada tanggal 16 Januari 2011 kemarin bertempat di Common Room, Bandung mereka menggelar sebuah syukuran, press conference sekaligus hearing session dari album ke-4 mereka tersebut yang dihadiri oleh kerabat dan rekan-rekan dari media massa yang interest terhadap perkembangan scene di kota Bandung
Sekedar flashback ke masa di mana Jeruji mengawali karir mereka di kota Bandung pada tahun 1996 silam dengan nama awal Mutan X yang pada saat itu diawaki oleh Aldhony “Themfuck”, Heru, Dicky, dan Hendra. Sekitar tahun 1998, Jeruji mengeluarkan debut album perdana mereka yang berjudul “Freedom” (41 Records). Eksistensi mereka sebagai band punk di kota Bandung pada saat itu semakin diakui, ini dibuktikan dengan kehadiran mereka dengan album kedua mereka yang berjudul “Lawan” pada tahun 2000 (Napi Records) dengan melibatkan Robby pada seksi gitar yang memberikan karakter baru bagi musik Jeruji.



The most “mamprang” band in the world!!
-Ginan “Mood Altering”-

Saat ini Jeruji semakin menegaskan eksistensi mereka dalam scene musik tanah air dengan merilis album ke-4 mereka yang beredar secara resmi di kota Bandung pada tanggal 25 November 2010 lalu. Dalam album ke-4 ini, Jeruji hadir dengan line up baru mereka yang terdiri dari Themfuck (vocal), Sani (drum), Pengex (bass), dan Aleandre (guitar). Secara musikalitas, kehadiran Aleandre (Full Of Hate) dan Pengex (Take A Stand) secara khusus memperkaya nuansa baru dalam album Jeruji dengan sentuhan New York Hardcore/Oldskool Hardcore. Dalam segi lirik, album Jeruji ini mencerminkan protes dan ketidakpuasan mereka atas berbagai bentuk ketidakadilan yang saat ini sering terjadi di sekeliling kita.



Acara yang dimulai sekitar 3 sore ini diisi dengan sisi tanya jawab, hearing session dari lagu-lagu Jeruji yang terdapat dalam album ke-4 mereka, dan obrolan-obrolan ringan seputar perjalanan Jeruji selama 15 tahun terakhir ini. Dalam press conference ini, Themfuck mengaku bahwa judul album baru Jeruji yang berjudul “Warlock” ini merupakan kependekan dari “Warga Lokal” yang disingkat jadi “Warlock”, selain itu Themfuck juga mengakui kalau proses penggaparan album ke-4 mereka ini lebih terjadwal dan konsepnya sendiri lebih matang daripada album-album mereka sebelumnya, karena Jeruji sendiri sekarang telah menginjak usia yang ke 15. Hingga sampai saat ini mereka masih konsisten berkarya di jalur musik cadas yang mereka mainkan.
Sani menambahkan, dalam setiap album Jeruji pasti memiliki ciri khas masing-masing. Seperti dalam album ke-2, mereka mengover lagu Metallica, dalam album ke-3 mereka mencoba berkolaborasi dengan kelompok percussion Tataloe. Sedangkan untuk album ke-4 ini, mereka membawa suasana yang lebih segar dan mencoba bereksplorasi, contohnya salah satu lagu yang berjudul “Destroy” diremix ulang oleh salah satu Dj asal Bandung sehingga memperkaya nuansa dalam album Jeruji ini.




Acara ini pun akhirnya ditutup dengan potong tumpeng, berdoa bersama yang dipandu oleh Man “Jasad”, dan makan-makan. Kedepannya mereka berpesan, kalau kita semua terus-terusan minta pada pemerintah untuk disediakan wadah atau sarana-prasarana bagi komunitas dan kreatifitas di kota Bandung, hal tersebut pasti akan sangat susah terealisasikan, untuk kedepannya kita harus lebih mandiri. Jangan sampai scene underground di kota Bandung jadi “kota konon”, kita haru terus menjalin persaudaraan agar scene ini tetap maju, Pesan Themfuck.

About Me

My photo
Social Scenedicate, is a media who want to contribute to the movement of the independent scene "so called Undergorund" in the homeland, and the city of Bandung in particular. There is no special pattern within the body Social Scendicate, but we try very hard to provide as complete information to a wide audience for our information can be spread evenly.