The Porno
“Orgasme Maksimum!!”
Photo. Aprilia Apsari & Julia Sarisetiati
“Gue pingin The Porno suatu saat nanti bisa menjadi salah satu referensi untuk bermusik.”
The Porno lahir ke muka bumi ini dengan ereksi yang diberikan nuansa pos-punk era tahun 70-an, dibalut dengan semangat orgasme proto-punk era tahun 60-an. Dari sanalah mereka hadir dengan semangat-semangat yang memberikan peranan besar terhadap musik mereka, sebutlah Joy Division yang menjadi acuan/referensi terbesar mereka dalam berkarya. Kini mereka hadir dengan album terbaru mereka yang bertajuk “Subliminal”, sebuah karya yang saya rasa akan menjadi sebuah album yang sangat fenomenal di scene indie post-punk di tahan air. Tanpa basa basi busuk, mari kita simak interview Ripple bersama The Porno. Enjoy!!
The Porno itu siapa saja?
Ada Daniel Hangga, Pandu C*nt, Yanureds, dan NA Prabowo.
Sudah berapa banyak koleksi film bokep yang kalian miliki?
Daniel Hangga: Banyak.
Yanureds: Dulu sih banyak dapet dari temen, tapi sekarang udah gak ada.
Pandu C*nt: Yah lumayan lah buat persediaan.
NA Prabowo: Gak punya.
Kenapa nama bandnya The Porno? Apakah para personilnya cabul-cabul?
Daniel Hangga: Banyak orang menganggap kata Porno adalah sesuatu yang tabu dan dikategorikan dalam hal yang negative, tetapi kita melihat justru disitulah menariknya. Bagaimana jika kita sejenak memposisikan ”Porno” sebagai sebuah benda di luar semua nilai-nilai yang telah terlanjur melekat pada kata tersebut?
Yanureds: Sepertinya itu adalah barisan kata yang provokatif, dimana kata porno sendiri tersebut tentunya mempunyai pengaruh dan “kadar” yang berbeda-beda bagi masing-masing individu.
Pandu C*nt: Mungkin ekspetasinya adalah ketika orang mendengar musik The Porno, mereka akan merasa orgasme.
NA Prabowo: Mereka bertiga emang cabul, kecuali gue. Klo menurut gue yang pasti karena daya tarik dari kata itu sendiri. Porno adalah salah satu dari sekian banyak hal yang menjadi kebutuhan dasar manusia. Dicari dan dibayangkan.
Makna yang tersirat dalam kata Porno itu seperti apa?
Daniel Hangga: Teori relativitas. Seperti yang di atas tadi, kata porno adalah sesuatu yang selalu diidentikkan dengan hal-hal tabu dan negative, tetapi bagaimana jika kita misalnya menonton dvd porno dengan pasangan/istri? Tentunya makna yang tersirat pun akan menjadi jauh berbeda.
Yanureds: Hal yang menyenangkan pastinya, tapi sekaligus bisa menjadi beban bagi orang dewasa dan penikmatnya. Menjadi beban di sini maksudnya adalah kita sebagai orang dewasa harus mampu menghindarkan hal-hal porno tersebut dari yang belum pantas buat ngelihat.
Pandu C*nt: Kotor tapi indah hehe.
NA Prabowo: Sesuatu yang amat personal.
Bagaimana proses terbentuknya band ini, apakah gara-gara insiden nonton film bokep bersama?
Nonton bokep bareng dulu sih sering, tapi bukan dari situ. The Porno terbentuk dari kejenuhan terhadap ketidakjelasan dan stagnasi band kami terdahulu. Ditambah pengaruh alkohol murahan di malam tahun baru dan lagu NYC dari Interpol, maka terbentuklah The Porno.
Obsesi kalian membuat band ini?
Daniel Hangga: Gue pingin The Porno suatu saat nanti bisa menjadi salah satu referensi untuk bermusik.
Yanureds: Berkarya bersama teman dan menikmati hasil perjuangannya bersama-sama.
Pandu C*nt: Menang Grammy. Best Rock album.
NA Prabowo: Punya karya bagus milik sendiri.
Alasan kalian merilis album Subliminal ini?
Memperkenalkan musik post-punk produksi lokal ke audience yang lebih luas. Dengan merilis album, bisa dikatakan pada akhirnya kita telah benar-benar memijakkan kaki di dunia musik Indonesia. Yah meskipun mungkin hanya sebatas di scene indie, tetapi Subliminal diharapkan bisa menjadi awal pintu petualangan dan pembelajaran ke arena baru yang belum pernah kita tau sebelumnya.
Influence terbesar kalian dalam bermusik?
Daniel Hangga: Velvet Underground, Sonic Youth, Joy Division, Nirvana, Iggy & the Stooges, Bauhaus.
Yanureds: Krist Novoselic, Peter Hook, Mani, The Upstairs, Bauhaus, The Cure.
Pandu C*nt: Bob Dylan, Lou Reed, Thurston Moore, Kevin Shields, Kurt Cobain, JKT SKRG Compilation.
NA Prabowo: Steven Morris, Dave Grohl, John Bonham, Keith Moon.
Joy Division Vs Interpol?
Daniel Hangga: Kedua-duanya, karena sepertinya mereka sama-sama banyak ditiru.
Yanureds: Joy Division. Tapi Interpol juga keren sih.
Pandu C*nt: Joy Division. Beat Joy Division gak ada yang ngalahin, down-beat & up-beatnya legendaris!
NA Prabowo: Joy Division, karena salah satu influence terbesar dalam membentuk The Porno.
Apakah kalian memiliki idola bintang bokep favorite?
Daniel Hangga: Alexis Texas, pantatnya alamak!! Coba aja lu bayangin digoyang ama pantatnya.
Yanureds: Jenni Lee. Karena gue kurang suka big tits. Menurut gue big tits itu tidak aerodinamis dan mengurangi akselerasi haha. Menurut gue lho itu.
Pandu C*nt: Mindy Main hohoho.
NA Prabowo: Tidak punya.
Menurut kalian kualitas video bokep 3gp di Indonesia ini sudah layak dikoleksi khalayak luas atau belum sih? Daniel Hangga: Belum, kualitasnya masih jelek.
Yanureds: Beberapa memang mempunyai nilai plus dari segi ide dan talent-talentnya. Tapi, overall belum layak.
Pandu C*nt: Kalau cewe yang maen cakep (dan keliatan) sih fine-fine aja. Kita gak boleh kalah lho sama negara lain. Siapa tahu dari 3gp ini akan muncul bibit-bibit Maria Ozawa asal Indonesia. Wow.
NA Prabowo: Ya kalau emang suka sih simpen aja. Masing-masing orang beda lah pasti ukuran bagus atau ngganya.
Apa pendapat kalian tentang Undang-undang Pornography dan Porno Aksi?
Daniel Hangga: Gak begitu penting dikeluarkannya peraturan mengenai pornography dan porno aksi, karena setiap orang mempunyai sudut pandang berbeda. Di satu tempat bisa dikategorikan sebagai seni tapi di tempat lain diposisikan sebagai sesuatu yang vulgar/tidak senonoh. Intinya, semua tergantung dari pemikiran secara personal.
Yanureds: Tidak begitu efektif karena menurut gue, segala hal yang bersangkutan dengan pornografi itu tergantung dari pribadi masing-masing. Kalau kita ambil contoh, di luar negeri pasti ada toko yang khusus menjual produk-produk pornografi, tapi meski begitu, mereka sepertinya gak akan menjual kepada anak dibawah umur yang secara hukum masih ilegal untuk menjadi konsumen industri pornografi mereka. Jadi, sepertinya memang tergantung dari personalitasnya.
Pandu C*nt: Itu kemunafikan lembaga aja kalau menurut gue. Gak ada perbedaan signifikan juga pada akhirnya.
NA Prabowo: Pornografi urusan masing-masing pribadi, jadi gak perlu diatur sama Undang-undang.
Undang-undang tersebut menguntungkan atau malah merugikan?
Daniel Hangga: Gak ada untungnya.
Yanureds: Merugikan, karena nama band kita The Porno. Ntar tau-tau fanpage band gue gak bisa dibuka lagi. Cih.
Pandu C*nt: Menguntungkan, karena nama band kita The Porno. Siapa tau ntar ada Ormas bernuansa agama yang penasaran sama The Porno terus ngejar-ngejar kita. Nah jadi musik kita bisa merambah ke berbagai kalangan.
NA Prabowo: Kalau untuk selebritis-selebritis lokal yang kena masalah sama UU ini sih kelihatannya malah jadi menguntungkan ya? Jadi tambah ngetop gitu, sering jadi masuk infotainment hehe. Tapi kalau buat band gue sih sepertinya merugikan.
Referensi kalian dalam bermusik dikala kalian sedang horny?
Daniel Hangga: Lagu-lagu Classic Rock.
Yanureds: Lagu gak begitu berpengaruh buat gue, yang penting kita lagi sama siapa saat itu.
Pandu C*nt: The Upstairs – Cosmic G-spot.
NA Prabowo: Horny gak perlu denger lagu, nonton bokep aja lah sekalian.
Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar nama Pamela Anderson?
Daniel Hangga: Payudara hohoho.
Yanureds: Wanita paruh baya yang entah seperti apa rupanya ketika sedang tidak bermake up. Pandu C*nt: Berlebihan. Terlalu sering membusungkan dada. Jadi gak nafsu.
NA Prabowo: David Hasselhoff.
5 hal yang harus kami ketahui tentang The Porno?
Energi, noise, constant, post-punk & orgasme.
5 wanita terseksi di Indonesia versi kalian?
Daniel Hangga: Farah Quinn (hot & seksi chef), Olla Ramlan. 2 aja gak apa-apa ya?
Yanureds: Dian Sastro, Ladya Cheryl. Udah gue Cuma 2 orang itu aja juga deh.
Pandu C*nt: Magdalena, Magdalena, Magdalena, Magdalena, Magdalena.
NA Prabowo: Risty Tagor. Gue orangnya setia jadi ya satu aja cukup. Gak apa-apa kan?
Maria Ozawa (Miyabi) di mata kalian?
Daniel Hangga: Harusnya sih bisa memulai karir di dunia sinema Indonesia.
Yanureds: Bentuknya bagus.
Pandu C*nt: Menurut gue dia yang pasti lebih cantik dari Jenna Jameson, tapi sayang belum pernah maen ama Rocco Siffredi.
NA Prabowo: Kasihan, tapi begitulah pilihan pekerjaannya.
Akan seperti apa The Porno pada tahun 2012 mendatang?
Daniel Hangga: Naik haji dan pada tobat. Hahahha
Yanureds: Merilis album ketiga.
Pandu C*nt: Belum kepikiran sih akan seperti apa.
NA Prabowo: Akan tetap menjadi The Porno, band post-punk asal Pondok Gede.
Last words?
Fight for your rights!!!
No comments:
Post a Comment