Photo. Echolight doc.
Teks. Refly megalauman
Echolight berawal dari sebuah keinginan untuk berkarya dan menyalurkan ide kreatifitas bermusik. Terbentuk di akhir tahun 2006 dengan formasi awal Fariz (gitar, vokal), Gega (gitar), Dito (bass), dan Fendy (drum). Setelah latihan demi latihan, mereka pun mulai menyusun materi lagu. Mereka berempat menyadari kekurangan seorang vokalis yang berkarakter, lalu pada awal tahun 2007 Rayhan Sudradjat bergabung untuk mengisi kekosongan vokal dan keyboard. Debut panggung mereka di Smiles Waterfall #4 mengisi langkah awal mereka untuk terus berkarya. Echolight sempat merilis single pertama mereka yang berjudul “Daydream Song” dan “Falling Down”. Lagu dengan nuansa khas shoegaze/dream pop yang kental, terinspirasi dari band-band luar dan dalam yang memiliki typical genre yang serupa.
Pada akhir tahun 2007, sempat terjadi masalah dalam tubuh Echolight. Rayhan (vokal, keyboard, gitar) memutuskan untuk mundur dari band, masalah ini menyebabkan Echolight berada di era vakumnya. Dengan memulai konsep baru tanpa mengubah nama, Echolight kembali masuk studio untuk memulai dan menyusun materi baru. Sebuah konsep baru dari Echolight yaitu menjadi band instrumental (minus vokal). Mencoba untuk menyampaikan makna tanpa menggunakan sebuah bahasa verbal. “Imitasi Titik” adalah lagu awal dari sebuah perubahan Echolight, musik yang berbeda dari Echolight sebelumnya. Alunan delay dengan balutan distorsi menjadi sebuah ikon di dalam musik Echolight. Mengambil tema permasalah urban dan segala unsur-unsur didalamnya dengan isolasi emosi, amarah, kejenuhan, depresi dan khayalan. Hal tersebut menjadi latar belakang karya-karya Echolight sekarang dan kedepannya. Single mereka di tahun 2009 yang berjudul “Glare of Glowing City” dan “M.A.D (Maturity After Depression)” ini menjadi sebuah bentuk image terbaru dari Echolight. Dan sekarang formasi Echolight diisi oleh Fariz Halim (guitar), Gega Darmawan (guitar), Dito Setiasa (bass), dan Fendy Gustia, (drum)
No comments:
Post a Comment